Mind Map Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan
Pada umumnya, ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan
secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu secara
sistematis, metodis, rasional / logis, empiris, umum, dan akumulatif. Sedangkan,
pada umumnya pengetahuan adalah, sumber –
sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal budi, pengalaman,
sintesis budi, atau meragukan karena tidak adanya sarana untuk mencapat
pengetahuan yang asli.
Sikap yang bersifat ilmiah untuk mencapai suatu pengetahuan
yang ilmiah dan objektif adalah :
- Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
- Selektif, yakni mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
- Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
- Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
Eugene Staley, berpendapat: “Secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknologi sosial pembanguan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai
setiap tujuan insani”.
Teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan
teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan – tujuan semua science dan
teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan – tujuan pembangunan,
misalnya perencanaan dan programing pembanguan, organisasi pemerintah dan
administrasi negara untuk pembangunan sumber – sumber insani (tenaga kerja,
pendidikan, dan latihan), dan teknik pembangunan khusus dalam sektor – sektor seperti
pertanian, industri, dan kesehatan.
Menurut Ellul, teknik adalah berbagai usaha, metode dan cara
untuk memperoleh hasil yang sudah distandardiasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Menurut satrapratedja femomena teknik pada masyarakat kini
adalah:
- Rasionalitas = tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
- Artifisialitas = selalu membuat sesuatu yang tidak alami.
- Otomatisme = dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Sedangkan dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non – teknik menjadi kegiatan teknis.
- Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
- Monisme = semua teknik bersatu, saling berinteraksi, dan saling bergantung.
- Universalisme = teknik melampaui batas – batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
- Otonomi = teknik berkembang menurut prinsip – prinsip sendiri.
Menurut Ellul, Luasnya bidang Teknik digambakan sebagai
berikut:
- Teknik meliputi bidang ekonomi
- Teknik meliputi bidang organisasi
- Teknik meliputi bidang manusiawi
Menurut Toffler, terdapat kekuatan yang dapat merubah wajah
dan eksistensi manusia selain akselerasi, yakni Transience / keadaan yang
bersifat sementara. Menurut transience, masyarakat dibagi menjadi dua kelompok,
yakni : High Transience dan Low Transience.
Seiring berkembangnya teknologi, maka semakin besar dampak
yang akan dihasilkan dari teknologi yang akan dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, permasalahan yang dihasilkan dari berkembangnya teknologi tersebut dapat
diselesaikan dengan teknologi tepat guna.
Teknologi tepat guna adalah pengembangan teknologi yang
sesuai dengan situasi budaya dan geografis masyarakat, penentuan teknologi
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang – barang kebutuhan dasar dan
bukan barang – barang objek ketamakan.
Namun, Teknologi tepat guna sering terancam mengahadapi
Teknologi barat, yang masuk bersamaan dengan masuknya orang – orang bermodal
besar ke suatu negara. Yang cendarung bersifat negatif, seperti selalu ingin
menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang ada dengan praktis, bersifat
individualis.
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Kurangnya penerapan ilmu teknologi di dalam masyarakat,
terutama ditambah dengan kurangnya nilai dan moral di masyarakat dapat
memperburuk keadaan. Namun, jika dapat teratasi, maka masyarakat tersebut dapat
menjadi masyarakat yang makmur dan sejahtera. Ilmuwan membagi kaitan ilmu dan
teknologi degan nilai atau moral menjadi dua,yakni:
- Golongan yang menyatakan teknologi bersifat netral terhadap nilai – nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis. Untuk penggunaannya tergantung terhadap ilmuwan atau penggunanya
- Golongan yang menyatakan teknologi bersifat netral hanya berada dalam batas – batas metafisik. Untuk penggunaanya berlandasaskan pada asas – asas moral atau nilai – nilai yang berlaku di masyarakat.
Salah satu dampak kurangnya penerapan ilmu teknologi di masyarakat,
adalah munculnya kesenjangan antara golongan mampu dan tidak mampu / munculnya
kemiskinan.
Kemiskinan
Secara umum kemiskinan adalah situasi dimana suatu
masyarakat tidak mampu untuk menjalani hidupnya sendiri,seperti tidak
mengkonsumsi sumber gizi yang diperlukan oleh tubuh, tidak menggunakan pelindung
tubuh (seperti pakaian), juga tidak memiliki tempat berlindung.
Ciri – ciri masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan
adalah:
- Tidak memiiki faktor produksi sendiri.
- Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.
- Tidak memiliki tingkat pendidikan yang relevan / sesuai dengan standar suatu negara.
- Kebanyakan tinggal di daerah pedesaan dan bekerja sebagai pekerja bebas (self employed), juga berusaha apa saja.
- Kebanyakan mereka yang hidup di kota berusia muda dan cenderung tidak mempunyai keterampilan.
Secara umum, terdapat tiga kategori kemiskinan, yakni:
- Kemiskinan karena kondisi seseorang, baik fisik maupun mental
- Kemiskinan karena bencana alam
- Kemiskinan yang disengaja, yakni kemiskinan yang terjadi karena kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Komentar
Posting Komentar